Tuesday, October 24, 2017

SISTEM PERPETUAL DAN PEREODIK DALAM PERSEDIAN AKUNTANSI


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Persediaan adalah segala sesuatu / sumber-sumber daya organisasi yang di simpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk physical pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses,dan kemudian barang jadi (Handoko, 1997:hal 333)
             Persediaan merupakan salah satu asset yang paling mahal dibanyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajement persediaan yang baik itu sangatlah penting disatu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara menurunkan tiket persediaan ditangan. Dipihak lain, konsumen akan merasa tidak puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Semua organisasi mempunyai beberapa jenis system perencanaan dan pengendalian persediaan. Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus menentukan apakah akan membeli atau membuat sendiri produk mereka. Setelah hal ini diterapkan, langkah berikutnya adalah meramalkan permintaan. Kemudian manajer operasi menetapkan persediaan yang diperlukan untuk melayani permintaan tersebut.



BAB II
PEMBAHASAN

Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual. Dapat disimpulkan bahwa Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan bangunan.

Dasar-dasar Persediaan
- Neraca, dalam perusahaan manufaktur dan dagang menggambarkan persediaan merupakan aktiva lancar yang jumlahnya sangat besar.
- Laporan rugi laba, persediaan merupakan hal yang sangat menentukan keuntungan atau hasil usaha.
- Pendapatan kotor, (penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan) diawasi oleh manajemen perusahaan, pemilik maupun pihak-pihak lain.

Jenis-jenis persediaan
a. Bahan baku
Barang persediaan milik perusahaan yang akan diolah lagi melalui proses produksi, sehingga akan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi sesuai dengan kegiatan perusahaan. Besarnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat diandalkannya pihak Pemasok serta tingkat efisiensi penjadualan pembelian dan kegiatan produksi.
b. Barang dalam proses
Adalah barang yang masih memerlukan proses produksi untuk menjadi barang jadi, sehingga persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya produksi, yaitu waktu yang dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk keproses produksi sampai dengan saat penyelesaian barang jadi. Perputaran persediaan bisa ditingkatkan dengan jalan memperpendek lamanya produksi. Dalam rangka memperpendek waktu produksi salah satu cara adalah dengan menyempurnakan tekhnik-tekhnik rekayasa, sehingga dengan demikian proses pengolahan bisa dipercepat. Cara laian adalah dengan membeli bahan-bahan dan bukan membuatnya sendiri.
c. Barang jadi
Adalah barang hasil proses produksi dalam bentuk final sehingga dapat segera dijual, pada persediaan ini besar kecilnya persediaan barang jadi sebenarnya merupakan masalah koordinasi produksi dan penjualan. Manajer keuangan dapat merangsang peningkatan penjualan dengan cara mengubah persyaratan kredit atau dengan memberikan kredit untuk resiko yang kecil (marginal risk). Tetapi tidak peduli apakah barang-barang tercatat sebagai persediaan atau sebagai piutang dagang, manajer keuangan harus tetap membiayainya. Sebenarnya perusahaan lebih suka menjualnya (dan tercatat sebagai piutang dagang), karena dengan demikian untuk menuju realisasi kas tinggal satu langkah saja. Dan laba potensial dapat menutup tambahan resiko penagihan piutang.

Klasifikasi persediaan
Klasifikasi persediaan dapat dibedakan menjadi dua , yaitu :
a)     Menurut PSAK no.14 (2007)
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu
jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14)
b)     Menurut jenis perusahaan
Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan tersebut. Dalam perusahaan perdagangan persediaan barang merupakan aktiva dalam bentuk siap dijual kembali dan yang paling aktif dalam operasi usahanya. Sedangkan dalam perusahaan pabrikasi atau manufaktur, persediaan barang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Terdapatnya klasifikasi persediaan yang berbeda antara perusahaan perdagangan dengan perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua perusahaan itu memang berbeda. Fungsi perusahaan perdagangan adalah menjual barang yang diperolehnya dalam bentuk sudah jadi. Dengan kata lain, tidak ada proses pengolahan seandainya terjadi pengolahan maka pengolahan tersebut terbatas pada pembungkusan atau pemberian kemasan agar barang lebih menarik selera konsumen. Sedangkan fungsi perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi produk selesai.

Sistem Akuntansi Persediaan
1. Metode Perpetual
yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun penjualan. Sistem pencatatan ini dikenal dengan metode buku. Metode perpetual ini memiliki sistem yang mencatat setiap persediaan yang keluar dan masuk ke dalam buku catatan. Tiap jenis barangnya dibakukan menjadi sistem kartu persediaan dan pada pencatatan dalam pembukuan menggunakan rekening pembantu persediaan. Catatan rincian dalam buku pembantu dapat diawasi melalui kontrol rekening persediaan pada barang ke dalam buku catatan besar. Rekening yang dipergunakan untuk aktivitas pencatatan persediaan tersebut terdiri atas beberapa kolom yang bisa digunakan untuk mencatat aktivitas pembelian, aktivitas penjualan serta saldo persediaan. Segala perubahan pada persediaan diiringi dengan aktivitas pencatatan pada rekening persediaan sehingga saldo persediaan bisa dikontrol dan diketahui kapan pun dengan cara melihat kolom pada saldo dalam rekening persediaan. Setiap kolom perlu dirinci kembali guna kuantitas dan kualitas harga pendapatannya.
Pemanfaatan metode buku akan mempermudah pembukuan neraca serta laporan untung rugi dalam jangka pendek. Hal tersebut dikarenakan tidak diperlukannya lagi pengadaan perhitungan fisik guna mengetahui jumlah persediaan akhir. Ciri-ciri umum pada sistem perpetual ini ialah :
a.       Pada pembelian barang dibukukan dengan disusun pada buku catatab dengan mendebet rekening persediaan
b.      Pada harga utama / pokok penjualan dihitung setiap kali transaksi penjualan dan disusun melalui buku catatan dengan mendebet persediaan melalui rekening HPP
c.       Persediaan berupa rekening kontrol yang dilengkapi dengan buku bantu melalui persediaan yang berisikan susunan catatan pada tiap jenis persediaan. Buku catatan persediaan menyatakan kwantitas serta harga pendapatan untuk tiap-tiap jenis barang yang terdapat pada persediaan.
Metode penilaian persediaan dalam pencatatan secara perpetual sebagai berikut :
1. Metode Rata-Rata bergerak ( Moving Average )
            Dalam metode ini, harga beli ratarata dihitung setiap terjadi transaksi pembelian. Harga pokok penjualan per satuan didasarkan pada harga ratarata pada saat terjadi transaksi penjualan.
2. Metode FIFO
            Metode ini beranggapan barang yang ada paling awal dianggap dijual paling awal juga. Perbedaanya adalah dalam metode perpetual perhitungan harga pokok dilakukan pada saat terjadi penjualan.
3. Metode LIFO
            Pada metode ini barang yang terakhir dibeli dianggap dijual lebih dahulu. Harga pokok dihitung pada saat terjadi penjualan

2. Metode Periodik

Yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Dalam metode periodik, jika terjadi aktivitas pembelian maka jurnalnya ialah melakukan debet terhadap rekening pembelian serta melakukan kredit kas atau hutang dagang. Apabila terjadi aktivitas penjualan maka jurnalnya ialah melakukan debet rekening piutang/kas dagang serta melakukan kredit rekening pada penjualan. Untuk mengeidentifikasi persediaan akhir maka perlu dilakukan inventarisasi atau stock opname di akhir periode.
Adapun untuk menilai persediaan barang dagang, ini dapat dihitung dengan 3 metode harga pokok yaitu:
1. Metode FIFO, yaitu barang yang lebih awal masuk yang dikeluarkan kali pertama sehingga saldo akhir persediaan ini menunjukkan barang yang dibeli terakhir.
2. Metode LIFO, yaitu barang yang lebih akhir masuk yang dikeluarkan kali pertama sehingga saldo akhir persediaan ini menunjukkan barang yang dibeli terawal.
3. Metode Rata-rata, yaitu pengeluaran barang ditentukan secara rawak atau acak sehingga penentuan harga pokok untuk metode ini dicari nilai rata-ratanya.
Dari kedua jenis metode di atas, metode jenis persediaan periodik jauh lebih sederhana serta jauh lebih mudah dalam hal penyelenggaraannya jika dibandingkan dengan metode perpetual. Namun apabila ditinjau dari sisi ketepatan serta kecepatan informasi yang ditimbulkan, jenis metode persediaan perpetual memiliki keunggulan jauh lebih baik secara fungsional dari pada jenis metode periodik.

Contoh Jurnal Sistem Periodik dan Perpetual

PT. XYZ mempunyai persediaan barang dagangan sebanyak 20 unit harga per unit Rp 500 (Rp 10.000), kemudian membeli barang dagangan 30 unit dengan harga per unit Rp 500 (Rp 15.000). Kemudian menjual barang dagangannya sebanyak 10 unit harga per unit Rp 1.000 (Rp 10.000). 
1. Sistem Periodik
Ketika terjadi pembelian persediaan
Akun
Debit
Kredit
Pembelian
Rp15.000

     Utang

Rp15.000

Ketika terjadi penjualan
Akun
Debit
Kredit
Piutang
Rp10.000

     Penjualan

Rp10.000

Dalam sistem periodic diakhir periode memerlukan penyesuaian, yaitu:
Akun
Debit
Kredit
Persediaan
Rp10.000

Harga Pokok Penjualan
Rp5.000

      Pembelian

Rp15.000

Jika terjadi retur pembelian
Akun
Debit
Kredit
Utang
Rp2.000

     Retur Pembelian

Rp2.000

Jika terjadi retur penjualan
Akun
Debit
Kredit
Retur Penjualan
Rp3.000

     Piutang Dagang

Rp3.000

2. Sitem Perpetual
Ketika terjadi pembelian perseidaan
Akun
Debit
Kredit
Persediaan
Rp15.000

     Kas/Utang

Rp15.000

Ketika terjadi penjualan
Akun
Debit
Kredit
Kas/Piutang
Rp10.000

     Penjualan

Rp10.000
Harga Pokok Penjualan
Rp5.000

      Persediaan

Rp5.000

Jika terjadi retur pembelian
Akun
Debit
Kredit
Utang
Rp2.000

     Persediaan

Rp2.000

Jika terjadi retur penjualan
Akun
Debit
Kredit
Retur Penjualan
Rp3.000

     Piutang

Rp3.000
Persediaan
Rp1.500

     Harga Pokok Penjualan

Rp1.500
BAB III
KESIMPULAN


1.      Persediaan adalah segala sesuatu / sumber-sumber daya organisasi yang di simpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk physical pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses,dan kemudian barang jadi.
2.      Metode Perpetual yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun penjualan.
3.      Metode periodik yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir.








Daftar Pustaka

Ardiyos. 2010. Kamus Besar Akuntansi.Cetakan kelima, Citra Harta Prima. Jakarta
Hani Handoko,1997; Dasar-dasar Manajement Produksi dan Operasi, edisi 1, cetakan 13, Jakarta.
__________________http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-persediaan-dalam-akuntansi/
__________________https://www.scribd.com/doc/95075269/PSAK-14-Persediaan-Revisi-2008







No comments:

Post a Comment